Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Dini dan Beda Agama di MAN 3 Kota Mataram oleh FKUB NTB

Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Dini dan Beda Agama di MAN 3 Kota Mataram oleh FKUB NTB

Mataram, Jum’at 20 Juni 2025

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Mataram menggelar kegiatan sosialisasi bertema “Mewaspadai Resiko Pernikahan Dini dan Pernikahan Beda Agama sebagai Upaya Mencegah Konflik Sosial” yang dilaksanakan di MAN 3 Kota Mataram pada Jumat (20/6). Kegiatan ini menyasar para siswa/i sebagai bagian dari upaya membangun kesadaran generasi muda terhadap pentingnya pemahaman hukum dan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan sosial dan keagamaan.

Kegiatan ini terlaksana atas kerja sama FKUB dengan pihak madrasah, yang dalam hal ini difasilitasi langsung oleh Lalu Mufti Sadri Kepala MAN 3 Kota Mataram sebagai bentuk perpanjangan tangan dan komitmen lembaga pendidikan dalam menciptakan lingkungan yang sadar hukum dan menjunjung nilai kerukunan.

Acara dibuka dengan sambutan dan pemaparan materi oleh Kepala MAN 3 Kota Mataram yang menyampaikan pentingnya Lingkungan Wiyata Mandala Sekolah sebagai wadah pembentukan karakter siswa. Ia menekankan bahwa madrasah tidak hanya menjadi tempat transfer ilmu, tetapi juga ruang pembinaan akhlak, nilai-nilai toleransi, dan pembentukan kepribadian unggul bagi peserta didik.

Narasumber kedua, Dr. Akhyar Fadli, M.Si., memberikan penjelasan dari sisi sosiologis dan administratif mengenai risiko pernikahan di bawah umur dan dampaknya terhadap masa depan anak. Ia mengingatkan bahwa pernikahan dini kerap memunculkan masalah sosial, termasuk putus sekolah, kekerasan dalam rumah tangga, dan ketimpangan relasi dalam keluarga.

Sesi terakhir diisi oleh Dr. Buya Muhammad Subki Sasaki, M.H., yang menyampaikan perspektif keagamaan tentang pentingnya memahami syarat-syarat sahnya pernikahan dalam agama Islam, termasuk pandangan hukum terhadap pernikahan beda agama. Dalam pemaparannya, Buya Subki mengajak siswa untuk lebih terbuka berdialog, belajar agama secara menyeluruh, dan tidak mudah terjebak dalam narasi-narasi yang menyesatkan.

Kegiatan ini berlangsung interaktif dengan sesi tanya jawab yang diikuti antusias oleh para siswa. Para peserta merasa terbantu dalam memahami isu-isu sosial dan keagamaan yang selama ini menjadi topik sensitif di tengah masyarakat.

Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan para siswa mampu menjadi agen perubahan yang cerdas, moderat, dan bijak dalam menyikapi perbedaan serta memahami dampak serius dari pernikahan dini dan beda agama terhadap kehidupan pribadi dan sosial, Wallahu a’lam bishshawab. (Mr. Jay).

Dokumentasi : Keysa, Resty, Putri

Leave a Reply

Your email address will not be published.