P5 PPRA MAN 3 Kota Mataram : Praktikum Pernikahan secara hukum negara dan adat

P5 PPRA MAN 3 Kota Mataram : Praktikum Pernikahan secara hukum negara dan adat
MAN 3 Kota Mataram_ P5 P2RA mengangkat tema kearifan lokal dalam topik praktik pernikahan secara hukum negara dan adat sasak.
Dalam rangka memperkuat nilai-nilai budaya dan karakter bangsa, Tim P5-PPRA MAN 3 Kota Mataram mengangkat Pernikahan sebagai topik awal, dari program P5 PPRA yang telah disusun dalam kurikulum dengan titik berat proses pernikahan secara hukum negara dan adat. kegiatan P5 PPRA ini dilaksanakan kelas X dan XI sebagai bentuk Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin (P5 PPRA) dalam  kurikulum merdeka. Kelas X fokus pada pernikahan secara hukum negara yang berlaku sedangkan titik berat kelas XI pada pernikahan adat sasak. Kegiatan P5 PPRA ini telah disusun dalam modul tema kearifan lokal yang wujud nyatanya dilaksanakan dalam pentas drama dan pargelaran seni (nyonkolan) sebagai rangkaian pernikahan dari hukum negara dan adat.
Kegiatan P5 PPRA dibuka senin, 26 Agustus 2024 dengan tahapan pengenalan, dalam tahapan pengenalan ini dilakukan pembelajaran tentang pernikahan secara hukum negara yang disampaikan langsung oleh kepala KUA kecamatan sekarbela H. Rifa’i, S.Ag.  Beliau menyampaikan alur pengurusan pernikahan secara hukum negara, dokumen yang disiapkan, syarat pernikahan dan batas minimal usian capin untuk mendaftarkan pernikahan. hal ini disampaikan untuk menurunkan angka pernikahan dini yang berakhir perceraian karena belum adanya kesiapan dari capin. “Pernikahan sebaiknya disiapkan dengan sematang mungkin” tutur H. Rifa’i. Beliau juga memfasilitasi proses  pentas drama dengan memberikan masukan kepada siswa/siswi yang akan berperan dalam setiap tokoh yang pementasan terutama tokoh KUA. Hal ini senada dengan pesan kepala MAN 3 Kota Maaram, Lalu Mufti Sadri dalam pembukaan Kegiatan P5 PPRA. beliau juga menyampaikan bahwa topik ini diangkat bertujuan untuk mengenalkan dan melestarikan kearifan lokal serta memperkuat karakter pelajar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Materi juga disampaikan oleh pemangku adat sasak, dimana siswa/siswi diperkenalkan dengan pakaian yang digunakan dalam rangkaian adat sasak dan proses pernikahan sebenarnya dalam adat sasak itu sendiri.
Praktikum pernikahan secara hukum negara dilaksanakan Kamis, 29 Agustus 2024 setelah sehari sebelumnya dilakukan pentas drama prosesi pengurusan pernikahan secara hukum negara dan adat. Dalam kegiatan ini seluruh peran rangkaian prosesi akad nikah dan resepsi dilakukan oleh siswa/siswi MAN 3 Kota Mataram. dari penyambut tamu, petugas catering, wedding organizier, bahkan Kepala KUA, saksi, wali nikah, pengantin, doa, nasehat keluarga, kalam ilahi hingga tamu undangan. Kepala MAN 3 Kota Mataram menyampaikan pesan bahwa ini adalah proses belajar bagaimana berwirausaha jika ingin menjadi wedding organizier, make up  pengantin, catering, undangan, kemungkinan kelak akan ada siswa/siswi yang berkecimpung di pekerjaan tersebut.
Dihari selanjutnya dilaksanakan prosesi sorong serah aji krame yang dibimbing langsung oleh pembayun senior Ki Dalang Sukardi, Ki Dalang Safwan AR, Ki Dalang Mu’in yang merupakan senior di PEPADI ( Persatuan Para Dalang Indonesia) serta Pembayun Anom (Muda) Raden Wira Satriaji dan Muhammad Riski. “Kami sungguh bangga luar biasa MAN 3 Mataram mengangkat adat dari sasak yang sudah banyak bergeser di zaman ini, ini juga bisa mengenalkan dan mengembalikan prosesi adat dikalangan remaja. semoga semakin banyak anak muda yang belajar tentang prosesi adat sebenarnya”. ungkap Ki Dalang Safwan AR.
Prosesi adat sorong serah aji krame berlangsung kurang lebih satu jam dimana setelahnya dilaksanakan proses nyogkolan dari MAN 3 mataram – Bundara Metro – MAN 3 Mataram. Dalam prosesi ini siswa/siswi dibagi menjadi 2 kelompok penyongkol dan kelompok penampi. Kelompok penampi menyambut kelompok penyongkol dengan membawa makanan dari buah buahan, roti, permen dsb, yang akan diambil oleh kelompok penyongkol saat melewati gerbang yang dibuat oleh kelompok penyongkol. Kegiatan nyongkolan disaksikan oleh masyarakat sekitar, sekolah yang dilewati dan beberapa turis asing yang mengabadikan.
 “Acara ini merupakan salah satu upaya kami untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dan memperkuat karakter pelajar melalui kegiatan yang menyenangkan dan edukatif. Kami berharap para siswa dapat mengambil banyak pelajaran berharga dari acara ini.” sambutan kepala MAN 3 dalam kegiatan penutup kegiatan P5 PPRA. Terima kasih kepada seluruh stakehoulder yang terlibat mensukseskan kegiatan P5 PPRA ini dari pemateri luar, pengawas madrasah, tokoh adat, orang tua/wali. Semoga seluruh siswa/siswi dapat mengambil hikmah dari seluruh rangkaian proses pembelajaran P5 PPRA ini (Hida).

Leave a Reply

Your email address will not be published.